Jumat, 30 September 2011


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Masyarakat yang beranekaragam dan bercorak pandang dalam melihat  pikir yang berbeda namun didalam satu ikatan bhineka tunggal ika, perbedaan ini terjadi selain atas bawaan dari faktor sosial masyarakat daerah tersebut juga dikarenakan oleh adanya letak secara geografis keberadaan atau keadaan kondisi alam turut mempengaruhi masyarakat atau penduduk secara sosial, ekonomi pada daerah tertentu. Contohnya Seperti orang Irian dengan kehidupan sosial masyarakat, mereka hidup di daerah pegunungan sehingga mereka sangat tergantung pada kondisi alam maka pekerjaan sehari-hari mereka yaitu berburu dan memanah ikan, sedangkan orang Ambon karena tinggal dekat pantai atau laut sehingga terkenal dengan mengail/pancing ikan. Kondisi ini masih murni atau alami belum tersentuh oleh latar belakang pendidikan formal.
 Dengan keberadaan dan kondisi yang masih tradisional kehidupan sosial dengan perkembangan zaman yang semakin maju dengan adanya kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) maka untuk bisa mempertahankan diri di dalam satu lingkungan masyarakat maka, masyarakat atau penduduk itu merasa perlu untuk memberdayakan kemampuannya guna pengembangan diri melalui jalur pendidikan formal maupun nonformal. Jalur pendidikan itu sendiri untuk masyarakat Indonesia dewasa ini ada yang bisa di sentuh oleh sebagian orang atau sebagian masyarakat  namun juga ada yang belum bisa disentuh sama sekali dikarenakan beberapa faktor. Salah satunya antara lain adalah masalah ekonomi.
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang menempati satu wilayah tertentu yang secara langsung maupun tidak langsung saling berhubungan satu dengan yang lainnya dalam usaha untuk memenuhi kebutuhannya. Lingkungan permukiman juga merupakan ajang hidup manusia terbentuk dari unsur-unsur yang memungkinkan manusia atau masyarakat menyelenggarakan kehidupannya. Unsur-unsur tersebut meliputi wisma, karya, marga, suku dan penyempurnaan (Sujarto dan Hadi Sabari Yunus,1987). Sesuai dengan fungsi lingkungan permukiman tersebut kualitasnya menjadi lebih baik bila memberikan rasa aman dan nyaman bagi penghuninya.
Kenyataan-kenyataan ini merupakan suatu hubungan sosial dan dapat merupakan bidang dari disiplin sosiologi dan sosial psikologis hal ini merupakan satu sistem tersendiri, apakah merupakan sistem politik, sistem bekerja, sistem kehidupan individual ataukah merupakan satu  sistem sosial. Aspek-aspek yang terdapat dalam proses interaksi sosial adalah komunikasi, proses persepsi, proses belajar, proses pengalaman dan frame of reference. Aktifitas pemahaman terhadap semua objek, penghayatan, interpretasi dan memberikan penilaian. Persepsi tidak saja disusun dengan melihat nilai selektivitas akan tetapi memperhatikan juga tentang reaksi yang mungkin timbul berdasarkan pujian dan hukuman, pemenuhan kebutuhan, orientasi sikap, potensi kecemasan, nilai-nilai dan pengurangan dari ketegangan-ketegangan sehingga fungsi dari interaksi ini selalu mempunyai dinamika timbal balik yang hubungannya antar manusia dan kelompok msyarakat. http://www.jappy.com (di ambil tanggal 02 Maret 2011)
Gambaran di atas juga terlihat di daerah Maluku yang merupakan bagian dari kepulauan Indonesia secara geografis memiliki kondisi alam yang tidak jauh berbeda dengan daerah lainnya. Kondisi tersebut  terlihat di kota Ambon seperti pada RT 01/RW 05 kecamatan Sirimau dimana Lokalisasi PSK ini waktu beroperasi mulai pukul 08.00 sampai pukul 24.00 WIT. Tenaga kerja yang ada pada lokalisasi PSK ini berjumlah 320 orang dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda yaitu ada yang tidak sekolah, dan ada yang bersekolah seperti lulus Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah Atas.
Letaknya lokalisasi dengan permukiman masyarakat sangat berdekatan. Lokalisasi ini sudah ada sejak tahun 1961  berawal dari satu rumah warga karena pada saat itu masyarakat Batu Merah merasa dilecehkan maka intruksi langsung dari raja untuk pemuda-pemuda pada Negeri Batu Merah maka rumah tersebut di bongkar tetapi perkembangan yang sangat pesat kemudian pada tahun 1962 terbentuklah perumahan dan berkembang sampai sekarang. (sumber : Raja Batu Merah) Kebanyakan masyarakat yang tinggal di sekitar lokalisasi Tanjung Batu Merah banyak masyarakat pendatang seperti masyarakat Bugis, Buton, Makasar dan masyarakat desa Batu Merah sendiri yang sudah menikah dengan masyarakat pendatang seperti Bugis, Buton dan Makasar. Keberagaman suku dan budaya masyarakat tersebut adalah hasil interaksi mereka dengan lingkungannya. Mereka yang datang dengan latar belakang perbedaan cenderung mengikutsertakan nilai budaya pedesaan di tempat tujuan yang baru tersebut. Mereka yang datang dengan latar belakang daerah transisi desa dan kota cenderung menimbulkan persepsi masyarakat yang berada pada lokasi dimana mereka tinggal, mereka yang datang dari daerah perkotaan sudah cenderung terbuka terhadap nilai-nilai baru yang banyak dijumpai kelak.
Perbedaan nilai dan cara pandang ini jika tidak dikelola secara baik kemungkinan dapat menjadi pemicu untuk munculnya masalah-masalah sosial baru di dalam suatu masyarakat majemuk. Sepengetahuan penulis sesuai dengan hasil observasi awal pada tanggal 20 Januari 2011 yaitu masyarakat yang tinggal di sekitar lokalisasi itu terdiri dari beberapa suku dengan latar belakang pendidikan, pola permukiman, jarak rumah dengan lokalisasi, nilai-nilai budaya dan kondisi sosial ekonomi yang sangat bervariasi sehingga dengan kehadiran lokalisasi tempat pelacuran maka secara otomatis pula dengan latar belakang masyarakat/penduduk tersebut mereka akan memberikan pandangan atau persepsi yang berbeda-beda dalam melihat kondisi lokalisasi tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merasa tertarik untuk membuat satu penelitian dengan judul Persepsi Masyarakat Sekitar Terhadap Keberadaan Lokalisasi PSK Batu Merah Tanjung  kecamatan Sirimau Kota  Ambon



B.     Permasalahan
                  Bertolak dari latar belakang yang telah di kemukakan di atas maka yang menjadi masalah dalam penelitian adalah “ Bagaimana Persepsi Masyarakat Sekitar Terhadap Keberadaan Lokalisasi PSK Batu Merah Tanjung  kecamatan Sirimau Kota  Ambon ”.
C.    Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : untuk mengetahui “Persepsi Masyarakat Sekitar Terhadap Keberadaan Lokalisasi PSK Batu Merah Tanjung  kecamatan Sirimau Kota  Ambon”.
D.    Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1.      Menjadi bahan informasi dasar bagi para peneliti yang akan melakukan     penelitian sesuai dengan masalah di atas.
2.      Manfaat untuk pengembangan ilmu geografi sosial dilihat dari kehidupan sosial masyarakat yang bermukim di sekitar Lokalisasi.
3.      Manfaat untuk masyarakat yaitu masyarakat dapat melihat dampak yang terjadi setelah lokalisasi itu mulai beroperasi.   
4.      Manfaat untuk pemerintah yaitu untuk penataan lokalisasi PSK tanjung Batu Merah secara optimal.
E.     Variabel Penelitian
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah  variabel tunggal yaitu persepsi masyarakat dengan indikatornya :
A.    Keberadaan masyarakat sekitar Lokalisasi
a.       Religi/agama
b.      Pendidikan/pedagogik
c.       Moral/budi pekerti  
d.      Statuta  (status sosial) di lihat dari sisi
-          Pendidikan PSK
-          Hubungan sosial PSK dengan masyarakat setempat.
B.     Faktor Pembentuk Persepsi
a.       Pendidikan
b.      Pengetahuan
c.       Lama tinggal (perrmukiman)
e.       Suku, ekonomi permukiman di sekitar lokalisasi
F.      Penjelasan Istilah
Untuk menjelaskan judul agar tidak menimbulkan kesalah pahaman dalam menafsirkan pengertian dari judul ini, maka penulis merasa perlu memberikan batasan dan istilah yang digunakan antar lain :
1.         Dari sejumlah pendapat para ahli tentang persepsi penulis cenderung menanggapi permasalahan ini dengan menggunakan teori persepsi dari Mar’at. Menurut Mar’at (1982 : 23) mengatakan bahwa persepsi merupakan proses penghayatan yang berasal dari komponen kognisi persepsi itu di pengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala dan pengetahuannya yang memberikan bentuk dan struktur terhadap apa yang di lihat.
2.            Lokalisasi adalah tempat atau lokasi dimana di situ baik seks itu sendiri. kegiatan (aktivitas) ini dilakukan di sebuah tempat. Inilah yang kemudian dikatakan sebagai lokalisasi seks atau lokalisasi terbuka maupun tertutup terjadinya beberapa aktivitas dari mulai produksi (perekrutan, make up dll), distribusi (transaksi dengan pelanggan) dan konsumsi (eksekusi PSK. http://www.deniborin.multiply.com diambil 28 september 2010.
3.            Pekerja seks komersial (PSK) adalah seseorang yang menjual jasanya untuk melakukan hubungan seksual demi untuk mendapat uang. Pekerja seks komersial sangat erat kaitannya dengan seks bebas. Sekarang seringkali ditemukan seks bebas pada remaja yang disebabkan beberapa faktor seperti: tekanan yang datang dari teman pergaulannya, adanya tekanan dari pacar, adanya kebutuhan badaniah, rasa penasaran, ataupun pelampiasan diri. http://www.ekanurmawaty.blogspot.com diambil 28 september 2010. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar