Rabu, 26 Januari 2011

kegiatan Upacara Adat Dusun Saweli Kecamatan Taniwel Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB)


 Situasi dalam Negeri Saweli yang sangat indah dan permai yang terletak di bawah kaki gunung PATOLA kecamatan Taniwel Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Dan pada gambar ke dua ada 5 orang anak turunan adat yang sedang berjalan menuju kebun.

Pada gambar berikut ini tampak terlihat para Tua-tua adat Dusun Saweli sedang menyelenggarakan upacara adat Cuci Negeri yang di lakukan setiap 1 tahun sekali yang di selenggarakan pada tanggal 6 Januari 201. Serta di laksanakan Pelantikan Pengurus Sanggar Budaya Oleh Camat Taniwel.

Situasi Pelaksanaan kegiatan kegiatan upacara adat oleh Masyarakat Dusun Saweli Kecamatan Taniwel Kabupaten Seram Bagian Barat yang di selenggarakan setiap Tahun Berjalan Tepatnya Pada Tanggal 6 Januari 2011 yang biasanya di hadiri oleh pimpinan Kecamatan (Muspika),Tua-tua adat dan seluruh anak cucu Lisawele yang berada di mana saja harus pulang untuk menyelenggarakan adat tersebut dari tahun ke tahun di selenggarakan kegiatan adat tersebut Namun pada tahun 2011 ini ada perkembangan yang sangat besar ketika sudah lama para Tua-tua adat dan saniri Negeri serta seluruh masyarakat inginkan bersama yaitu pembentukan panitia sanggar Budaya maka dengan kuasa Tuhan hal itu terjadi dengan pada tanggal 6 Januari 2011 bapak Camat Taniwel (Fery Maromon) Melantik Pengurus Sanggar Budaya yang di bentuk oleh Masyarakat Negeri Tersebut.

Pada gambar berikut terlhat pada saat mulai Makan Makanan adat tetapi sebelum makan Makanan adat anak cucu makan siri pinang adat jadi bagi anak-anak yang masih kecil di pegang tetapi yang sudah dewasa harus makan siri pinang dan situasi saat pembagian siri pinang. Setelah itu permandian oleh Tua adat yang di percikan kepada seluruh anak cucu Lisawele, yang hadir pada saat itu di dalam Baeleo Sapalessy.



Setelah melaksanakan kegiatan upacara adat di Baeleo Sapalessy masyarakat seluruhnya di arahkan ke Pantai untuk memperingati 1000 tahun injil masuk di Saweli di acara pantai terlihat ada penyambutan muspika dan masyarakat dengan tarian Cakalele oleh anak-anak Remaja untuk menyambut rombongan.





Situasi pada saat Ibadah pantai memperingati hari 1000 tahun Injil masuk Saweli serta di lambangkan dengan pembakaran obor oleh Kapolsek Taniwel, Kepala  UPTD Kec. Taniwel, Kepala Desa Hulung- Saweli, Kepala Dusun Saweli, Tua Adat Saweli, Ketua Koordinator Unit Tigris dan Ketua Koordinator  Unit Efrat. Serta pada acara ini berjalan ada pembacaan sejarah Injil Masuk Di Saweli ada pun Sejarah Injil Masuk di Saweli.

Injil Masuk Di Saweli

JEJAK PENGNJILAN
            Pada tahun 1950 terjadi ekspedisi  pekebaran injil yang di lakukan oleh bangsa Belanda dengan menggunakan kapal  laut (nama kapal tidak di ceritakan tetapi di katakanan putih oleh penutur) .Ekspedisi ini tiba dan berlabuh di daerah pantai Wae Yali.dengan kehadiran kapal putih tersebut mengundang pengertian masyarakat sehingga masyarakat turun ke pantai di pimpin oleh Poleta Pasal.melihat masyarakat berkerumun di pantai dengan membawa tombak dan panah maka pemimpin ekspedisi turun dari kapal dengan berpakaian putih menggunakan sekoci.percakapan antara Poleta Pasal dan (di perkirakan seorang pendeta/pastor) mengambil air dan dipercikannya tiga kali ke sekitar mesyarakat yang berada di situ (di perkirakan merupakan baptisan kepada daerah itu dan masyarakat secara umum).kemudian di tancapkanya bendera Belanda pada puncak pohon bintanggur yang ada di tempat itu. Tempat itu sampai sekarang di sebut ‘’Pataule Bendera’’atau bintanggur bendera.
            Di awaal tahun 1960 Teurbeseckenn serta Konteler Belanda dari Piru tiba, di Saweli.Tuan Teurbeseckenn membaptiskan Poleta Pasal. Inilah orang pertama di Saweli yang di baptiskan(masuk kristen), sedankan Tuan Teurbeseckenn melantik dan menyerakan tongkat pati kepada Poleta Pasal. Dengan demikian Poleta Pasal di tetapkan sebagai Pati Saweli. Tahun 1908 Guru Jemat Tuan Johanes Riri tiba di Saweli sejak saat itulah aktivitas penginjilan mulai di lakukan dan sekolah mulai di buka.
            Tahun 1913 guru Jemat Tuan Johanes Riri dipanggil pulang ke Kaibobu. Dua tahun sebelum keberangkatan Tuan Johanes Riri yaitu di tahun 1911 Guru Jemet Tuan Karual(Guru Jemat pertama di Jemaat Hulung) tiba di Hulung.
            Karena Jemat Saweli belum mendapat pengganti Tuan Johanes Riri maka untuk sementara Jemat Saweli bergabung  dengan Jemat Hulung. Sejanjutnya Guru Jemaat Tarumaselly menggantikan Karual dan pada tahun 1918 Guru Jemaat Daniel Sahilatua tiba di Hulung menggantikan Guru Jemat Tarumaselly.pada kepemimpinan Guru Jemat Daniel Sahilatua Jemat dan sekolah yang berada di Saweli di gabungkan secara administratif dengan Jemat Hulung, sehingga terbentuklah Jemat Hulung Saweli. Sementara pemerintahan tetap berdiri sendiri dengan Johanis Passal sebagai orang kaya pengganti Pati Poleta Passal.
            Tahun 1930 Guru Jemat Daniel Sahilatua kembali ke Ambon dan terjadilah pergantian kepemimpinan Jemat Hulung Saweli dari tahun  1930-1952 sebagai berikut;
a.       Guru Injil Samuel Pentury
b.      Guru Injil de Lima
c.       Guru Injil Suripatatty
d.      Guru Injil Payer (meninggal dunia di Hulung Tahun 1944)
e.       Guru Injil Soulissa
f.       Guru Injil Zakharias Rikumahua
g.      Guru Injil Khaleb Gasperz
            Bulan April tahun 1950 terjadi pergolakan RMS di Maluku sehingga Guru Injil Khaleb Gasperz pulang ke Ambon pada tahun 1952 akibat dari pergolokan RMS tersebut maka terjadi penggabungan Jemaat Hulung Saweli dengn Jemaat tetangga sehingga Guru Jemaatpun bergabung dan ikut melayani Jemaat Hulung Saweli antara lain :
1.      Guru Jemaat Hursepuny (dari Jemaat Nukuhai Pasinalo)
2.      Guru Jemaat Salamony (dari Lumalatal yang ikut menginjil ke Hulung)
3.      Guru Jemaat Izhak Latutuaparaya (Guru Jemaat defenitif Jemaat Hulung Saweli)                                                           
            Selanjutnya pendeta defenitif yang bertugas di Jemaat Hulung Saweli adalah sebagai berikut;
1.      Pdt/ Guru Jemaat B. B. patiasina (1954-1960)
2.      Pdt/ Guru Jemaat A. Satumalay (1960-1963)
3.      Pdt/ Guru Jemaat D. Lekatompessy (1964-1967)
4.      Penginjil C. Lessy (1967-1975) 
5.      Penginjil J. Masela (1975-1979)
6.      Penginjil L. Minaeli (1980-1985)
7.      Penginjil N. Lawalatta (1985-1989)
8.      Penginjil S. R. Patipeilohy (1989-1992)
9.      Penginjil M. Lumamuly (1992-1996)
10.  Pdt. Ny. L Bakarbessy, S. Th (1996-2001)
Jemaat GPM Saweli
            Meniti jejak penginjilan yang terjadi pada jemaat GPM Hulung Saweli dari tahun ke tahun selalu terjadi perkembangan dan pertumbuhan masyarakat yang pesat. Di tinjau dari aspek Geografis, Jemaat Hulung Saweli perlu dimekarkan menjadi dua jemaat,yakni Jemaat Hulung dan Jemaat Saweli. Dalam upaya pemekaran tersebut, tidak selalu berjalan mulus seperti proses penggabungan karena apapun terjadi relalitanya Jemaat Hulung Sawaeli telah bergabung beberapa puluh tahun yang lalu.
            Upaya pemekaran Jemaat Hulung Saweli berlangsung dalam event-event sidang Jemaat tetapi tidak membuahkan suatu hasil keputusan. Dalam kepemimpinan Pdt.M.Lumamuly lewat hasil keputusan sidang Jemaat GPM Hulung Saweli yang ke IV tahun 1994 tentang pendirian balai Kerohanian sektor Eden di Saweli. Balai kerohanian ini di resmikan pada tanggal 21 Desember 1994 dan di beri nama Balai Kerohanianian Eden. Balai kerohanian ini merupakan embrio Jemaat GPM Saweli. Dalam kepemimpinan Pdt. Ny. L. Bakarbessy, S. Th, persoalan pemekaran Jemaat di naikan pada sidang BPL Sinode GPM yang berlangsung di Taniwel pada tahun 1996 dengan membuahkan hasil keputusan tentang pemekaran Jemaat GPM Hulung Saweli dan realisasi hasil keputusan tersebut resmi di lakukan pada tanggal 27 September 1997 oleh ketua Sinode GPM Pdt. Sammy Titaley, S. Th.
            Di saat itulah majelis Jemat GPM Saweli secara defenitif mengelola Jemaatnya sendiri, serta mempergunakan balai kerohanian sektor Eden menjadi gedung Gereja Jemaat GPM Saweli.
            Kondisi demografi Jemaat saat pemekaran adalah sebagai berikut
1.      1 Sektor                                               : Sion
2.      2 unit pelayanan                                  : Unit Tigris dan Unit Efrat
3.      Jumlah kepala keluarg                         : 25 KK
4.      Jumlah Jiwa                                         : 130 orang
5.      Jumlah Anggota Sidi Gereja                    
a. Laki-laki                                          : 38 Orang
b.Perempuan                                       : 37 Orang
            Disaat pemekaran Jemaat Hulung Saweli di bawah kepemimpinan Pdt. Ny.L. Bakarbessy,S. Th,sehingga akhirnya pendeta tersebut melayani pada ke dua jemaat ini hingga pada tanggal 17 Juli 2001, dan setelah itu akhirnya Jemaat GPM Saweli mendapatkan pendeta defenitif yakni Pdt. M. Tuhumury sampai sekarang.
Penutup
            Demikianlah sekilas asal-usul dan penginjil di Jemaat GPM Saweli ini di tulis berdasarkan sumber cerita-cerita orang tua. Oleh karena itu pihak-pihak yang merasa terlibat dan menguasai sejarah, kami sangat mengharapkan masukan, saran dan kritik demi meningkatkan kualitas sejarah negeri dan jemaat ini.
            Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Waile Sawelet (Alm 1839-1968), Yakob Sawelet (Alm 1903-1974), Thomas Sawelet (Alm 1995-1975), Frena Latumapayahu (Ibrahim Latumapayahu Alm), D. Sawelet (Alm 1922-2004) serta semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberi informasi maupun membantu kami demi terselesainya penulisan ini.
            Kami menyadari, budi baik basudara semua tak sempat kami balas,  namun kami berdoa kepada Tuhan Yesus Kristus selaku kepala Gereja selalu memberkati katonng samua dalam tugas dan tanggung jawab katong ke depan.
            Tuhan Yesus Memberkati.


‘’  S   Y  A  L  O OO M