Rabu, 03 Agustus 2011

FOTO KELUARGA BESAR S. LAKA



SEJARAH ASAL USUL NEGERI SAWELI


A.    Latar Belakang
            Kini banyak orang yang masih belum mengetahui keberadaan negeri Saweli. hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yakni dalam arti jauh dari pusat pemerintahan, Jarak, keterbatasan angkutan dan berbagai faktor lain. Mungkin dengan penulisan ini setidaknya akan memperbanyak orang yang ingin mengenal Kehidupan masyarakat saweli dengan segala kebudayaan yang ada.
            Saweli adalah sebuah Negeri adat di Kecamatan Taniwel, Kabupaten Seram Bagian Barat. Letaknya di pesisir pantai, 10 Km ke arah timur ibu kota kecamatan (Taniwel) di antara sungai Wae Yali dan gunung Patola, sebuah gunung batu di tepi pantai. Kini orang beranggapan bahwa Negeri ini terbentuk akibat pemukiman penduduk daerah lain atau perpecahan dari desa induk beberapa tahun silam. Anggapan ini justru mereka belum mengetahui asal usul dusun ini. Dusun ini sebenarnya adalah sebuah negeri adat asli  yang sudah ada sejak eksodus manusia Alifuru dari Nunusaku. Masyarakatnya termasuk suku Wemale dan berada di wilayah Sapalewa Patai. yang  awalnya masih menganut agama suku dan selalu hidup berpindah-pindah tempat (nomaden).
            Sebagaimana negeri-negeri lainnya yang memiliki sejarah dan asal usul, begitu juga dengan negeri ini. Bila menelusuri asal usul Saweli, maka akan ditemui beberapa fersi cerita. Namun dengan berjalannya waktu, maka perbedaan tersebut dapat dijembatani dan diselesaikan, sehingga sekarang ini telah disepakati hanya ada satu fersi tentang sejarah Saweli.
Penulisan ini merupakan tugas dalam Mata kuliah kebudayaan Maluku. Diharapkan dengan adanya tugas ini maka
1.      Tidak ada kesimpulan yang salah mengenai sejarah dan asal mula saweli
2.      Dapat mengetahui dengan menyeluruh cara dan pola hidup, serta berbagai budaya sejarah yang telah lama hilang dari negeri ini.


                                              
B.     ASAL USUL     
            Saweli bukannya nama asli negeri ini. Nama ini (saweli) diberikan oleh seorang pekabar injil bangsa Belanda yang mendarat di sekitar Muara Wae Yali pada tahun 1905. Nama aslinya adalah LISAWELE. Secara harafiah LISA berarti perang dan WELE berarti tempat yang aman, bebas dari gangguan. Jadi LISAWELE berarti “Berjuang Demi Memperoleh Kesejahteraan Bersama”.
Masyarakat LISAWELE berasal dari suku Alifuru yang terpencar ribuan tahun silam dari Nunusaku. Disaat perpisahan dari Nunusaku, moyang LISAWELE merupakan satu bagian dari tiga bersaudara yakni:
1.      REPINUSA (Laki-laki)
2.      REPIA (Laki-laki)
3.      PAPILA (Perempuan)
Mereka bertiga berjalan bersama-sama menjelajahi pulau seram menuju arah timur, hingga tiba di lereng Gunung Murkele. Tempat ini dianggap aman dan mereka menetap disitu. Tempat tersebut kemudian dinamakan NUSAWELE oleh ketiga bersaudara ini. Generasi ketiga bersaudara ini disebut Rumpun Nusawele. Kehidupan bersama di Nusawele tidak berlangsung lama, karena Repia dan Papila memutuskan untuk meneruskan perjalanan guna mencari tempat lain. Repinusa kakaknya menetap di Nusawele. Turunannya membentuk dua negeri adat yakni Negeri Roho dan Kanike.
Repia dan Papila berjalan menuju arah barat, menelusuri bagian utara Pulau Seram. Dalam perjalanan, Papila memutuskan untuk kembali ke Nusawele. Namun ia menyimpang dalam perjalanan. Menurut sumber dugaan ia menyeberang ke arah selatan. Turunannya belum diketahui.
Repia melanjutkan perjalanan ke arah barat. Di tengah perjalanan ia harus terlibat perang dengan kelompok lain yang ditemuinya. Namun dengan semangat dan keperkasaannya ia menemukan suatu tempat yang aman di datangi musuh di puncak sebuah gunung batu yang kini terkenal dengan nama HATU SAWELI. Tempat ini kemudian dinamakan LISAWELE. Ditempat inilah mulai berkembang sebuah masyarakat adat Lisawele. Dan hingga kini sudah banyak generasi yang menetap di wilayah ini juga berkat kerjasama dengan pemerintah kabupaten sekarang banyak masyarakat migrasi ke wilayah ini. Imigran berasal dari beberapa daerah di Maluku diantaranya  kabupaten Maluku tengah yaitu saparua dan haria.
C. SISTEM PEMERINTAHAN
           Masyarakat Lisawele yang hidup di Hatu Sawele ini pada mulanya dipimpin oleh Repia, kepemimpinannya di lanjutkan oleh generasi selanjutnya antara lain:
1.      REPIYALI
Repiyali adalah cucu dari repia. Ia sangat terkenal, karena selain sebagai seorang kapitan ia juga diberi gelar Latu.
2.      SOLEI
Solei adalah seorang kapitan yang sangat termasyur pada zamannya. Dalam kepemimpinannya masyarakat yang berada di Hatu Sawele berpindah ke tempat lain yang lebih layak, yakni di lereng Hatu Wanio. Tempat ini kemudian dinamakan SOLEI hingga sekarang.
3.      WAISOU
Pada zaman Waisou masyarakat Lisawele di pimpin untuk mencari tempat lain yang lebih layak lagi dan menetap di Suwe Putai (tempat perundingan). Di tempat ini pula susunan pemerintahan dan kemasyarakatan mulai berkembang antara lain: Pemerintahan di pegang oleh mata rumah Kasale, Pimpinan perang/Kapitan di pegang oleh mata rumah Sawelet dan mata rumah Yalehuwey, Pimpinan agama di pegang oleh mata rumah Mawen, Pembawah perintah/titah di pegang oleh mata rumah Maitale.
4.      Latu POLETA KASALE
Dibawah kepemimpinan Latu Poleta Kasale, masyarakat Lisawele berpindah dari negeri lama ke pesisir pantai (tempat tinggal sekarang). Tahun 1905 Belanda tiba dalam Penyebaran Agama dengan menggunakan kapal laut (kapal putih) dan berlabuh di sekitar Wae Yali. Pemimpin kapal putih itu turun ke pantai menggunakan sekoci dan disambut oleh Latu Poleta Kasale. Setelah mengadakan perundingan, maka Latu Poleta Kasale, bersedia mengadakan kerjasama dengan Belanda. Disaat itulah nama Lisawele diganti menjadi Saweli hingga sekarang ini. Di tahun 1906 Latu Poleta Kasale dianugerahi gelar PATI oleh Belanda, karena ia berhasil menurunkan masyarakat dari negeri lama ke pesisir pantai dan meng-kristenkan seluruh masyarakat Saweli.
5.      JOHANIS PASSAL
Pengganti Poleta Kasale adalah Johanis Passale anak dari Poleta Kasale. Ia dilantik dengan gelar “Orang Kaya” pada tahun 1916. Johanis Passal memerintahkan sampai tahun 1925. Setelah ia meninggal, tidak ada lagi pengganti dari turunan Latu, karena itu pemerintahan di jabat oleh wakil.
6.      WAILE SAWELET
Lahir pada tahun 1838. Waile Sawelet dari mata rumah Sawelet menjabat sebagai Wakil negeri Saweli dari tahun 1925-1940. Meninggal dunia pada tahun 1968. Hidup 130 tahun.
7.      JOSIAS PASSAL
Josias Passal merupakan adik bungsu dari Johanis Passal. Ia menjabat sebagai wakil Negeri Saweli mennganti Waile Sawelet. Ia memerintah sampai tahun 1952. Pada tahun 1951 pada saat itu pergolakan RMS terjadi, ia dibawah masuk hutan sebagai tenaga medis karena beliau memiliki keahlihan dalam pengobatan luka secara tradisional.
8.      DANIEL SAWELET
Lahir 1922. Akibat pemberontakan RMS atas perintah komandan battalion 102 bukit barisan, Hrut Mayor AIPASSA yang berkedudukan di Sukaraja Tahun 1952 masyarakat saweli mengungsi ke negeri Hulung mencari perlindungan keamanan pada POS yang berada di negeri Hulung dan kasieh. Pada saat itu negeri Hulung dipimpin oleh wakil negeri Hulung Martin Wemale, sedangkan Saweli dipimpin oleh wakil sementara Daniel Sawelet. Tahun 1953 Bestur Resort Taniwel, Lukas Wairata menata kembali negeri-negeri di resort ini dan menetapkan saweli sebagai SOA dari negeri Hulung, serta melantik Daniel Sawelet sebagai Kepala SOA Saweli. Tahun 1954 Bestur Resort, Lukas Wairaka melantik Ari Panna sebagai Pemerintah negeri HULUNG-SAWELI. Tahun 1966 Soa Saweli pulang ke negeri asalnya sekarang  karena RMS telah tertumpas. Dengan diberlakukannya peraturan pemerintah nomor 5 tahun 1975 maka, Soa Saweli diganti menjadi Dusun Saweli dan Daniel Sawelet sebagai kepala dusunnya. Meninggal dunia pada umur ke-82 di tahun 2004.
Selanjutnya secara berturut-turut Kepala Dusun dijabat oleh:
9.      WILIAM TOUWE , dari tahun 1986-1991
10.  LIBREK NENETE, dari tahun 1991-1996
11.  JULIUS KOTTA, dari tahun 1996-2001
12.  SEMUEL SAWELET, dari tahun 2001-sekarang

D.    BAHASA
            Bahasa merupakan alat komunikasi yang menghubungkan koneksi kita dengan orang lain. tanpa bahasa kita tidak dapat berhubungan antar sesama dan pasti juga akan menyulitkan kita untuk dekat dengan orang lain. Seperti masyarakat pada umumnya  yang berada pada kabupaten seram bagian barat khususnya kecamatan taniwel  desa Saweli hingga kini masih mempertahankan bahasa daerahnya yaitu Alune. Bahasa Alune adalah sebuah bahasa yang dituturkan di kepulauan Maluku, Indonesia, tepatnya di Kabupaten Seram Bagian Barat; 5 desa di kecamatan Seram Barat dan 22 desa di kecamatan Kairatu dan Taniwel sehingga totalnya adalah 27 desa. Bahasa Alune mempunyai beberapa dialek, di antaranya adalah sebagai berikut:
  • Kairatu
  • Alune Tengah Barat (Niniari-Piru-Riring-Lumoli)
  • Alune Selatan (Rambatu-Manussa-Rumberu)
  • Alune Pantai Utara (Nikulukan-Murnaten-Wakolo)
  • Alune Tengah Timur (Buria-Weth-Laturake)
            Bagi masyarakat desa saweli Bahasa yang dipakai sehari-hari tak pernah pudar seperti dialek orang Maluku pada umumnya. Namun bahasa daerah masih tetap dipertahankan. Biasanya dipakai ketika upacara adat, pernikahan dan acara-acara tertentu yang diadakan di desa ini.
E.     SISTEM MATA PENCAHARIAN